Minggu, 26 Juni 2016

Sesederhana dan Seistimewa Sahabat

Dulu, ketika kita ditanya siapa sahabatmu? pasti kita dengan mudah menjawab orang orang yang terdekat dengan kita. Mereka yang mempunyai pemikiran yang sama, mempunyai kebiasaan yang sama, karakter yang mungkin tidak jauh beda dengan kita.

Teman adalah sesederhana duduk besama dikelas, menjadi Teman sekelas.
Sekumpulan orang yang duduk bersama, lalu berkenalan dan bercengkarama, bisa menjadi teman.
Ribuan orang menjalin pertemanan di sosial media dalam sebuah komunitas karena mereka memiliki pandangan, kesukaan, dan passion yang sama.
Teman adalah orang yang bisa diajak bicara bersama, bertukar pikiran, dan orang yang kita ceritakan tentang suka, duka, dan masalah percintaan. Dan yang bisa menghargai dan menjaga rahasia kita.

Jadi Sahabat itu apa?

Semakin Dewasa, kita semakin tahu bahawa sahabat adalah cerminan diri kita. Sahabat adalah tempat kita bercermin, dari shabat kita bisa belajar kekurangan dan membenahi diri. Sahabat adalah tempat belajar menjadi lebih baik. Belajar mengenai akhlak dan budi perkerti yang baik.

Lalu, Apa makna atau arti sebuah persahabatan?
Persahabatan itu termasuk harta yang tak ternilai. Harta bisa saja habis karena perputaran nasib, tapi hubungan persahabatan itu tetap ada. 
Sahabat itu bukan seseorang yang selalu hadir dimanapun kau berada. Sahabat itu adalah seseorang yang tahu menempatkan dirinya. Ia selalu menyediakan telinganya untuk mendengar semua keluh kesahmu, merelakan pundaknya sebagai sandaran saat kau tergugu dalam isak tangis. Dan ia adalah orang pertama yang ikut merasakan kebahagian saat melihat ataupun mendengar kebahagianmu. Walau kadang kau lupa berbagi kebahagian dengannya.

Sahabat itu bukan berarti ikut campur menyelesaikan semua masalahmu. Tetapi dia memberikan mu ruang yang cukup untuk kau bisa memikirkan solusi dari masalah tersebut. Dan merespon dengan jujur dan objektif setiap dimintain pendapat. Ia juga orang yang tak mau melihat mu kecewa, makanya ia selalu mengingatkan saat kau melangkah ke arah yang salah. Mensupport mu saat kau ditinggalkan lingkungan mu, mema’afkan mu saat kau pernah tanpa sadar membuatnya tersakiti.

Sahabat yang baik itu bukan berarti kau harus tau semuanya tentang dia dari A sampai Z, tapi kau bisa dengan sangat yakin mengatakan, ‘Sahabatku tak mungkin melakukan itu. Jikapun dia sampai melakukannya, pasti ada hal kuat yang mendasarinya’, jika ada orang lain yang coba menghasut.

Persahabatan itu bukan berarti tanpa perbedaan.
Ia tentang bisa saling menghargai, bukan saling memanfaatkan. Persahabatan itu juga bukan tentang memahami dan mengerti, karena seorang sahabat tetap bisa menerima hal yang tidak mungkin dimengerti atau dipahami oleh orang lain.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar